Belakangan ini ramai dikabarkan bahwa seluruh dunia sedang menghadapi suatu pandemic COVID-19 yang berarti wabah COVID-19 yang sudah menjangkiti di seluruh dunia. COVID-19 / coronavirus disease 2019 adalah penyakit jenis baru yang disebabkan oleh virus SARS-Cov 2. Tanda dan gejala yang paling sering ditimbulkan yaitu adanya gangguan pernapasan akut seperti demam, batuk, nyeri tenggorokan, lemas, dan sesak napas. Selain dari gejala pernapasan ada beberapa gejala lain yang mungkin ditemukan pada orang terinfesi COVID-19 meskipun lebih jarang yaitu gangguan penghidu / pengecapan, gangguan pencernaan berupa diare / muntah, pada kulit berupa bercak-bercak kemerahan, ganguan pada jantung dapat berupa gangguan irama maupun menyerupai gejala serangan jantung. Pada kondisi yang lebih berat virus ini dapat menyebakan terjadinya pneumonia, sindroma pernapasan akut, gagal napas, gagal ginjal, gangguan pada jantung, infeksi berat sistemik hingga kerusakan seluruh organ tubuh dan terjadi kematian.
Virus ini sangat cepat menyebar dan penularannya terjadi dari manusia ke manusia melalui percikan batuk/ bersin (droplet) sehingga orang yang berisiko tertular adalah yang memiliki kontak erat dengan orang positif COVID-19. Penularan lewat udara masih mungkin terjadi pada orang yang lama terpapar konsentrasi udara tinggi pada ruang tertutup. Masa inkubasi virus ini bervariasi dari 1-14 hari, pada umumnya 3-7 hari. Pada pedoman penanganan COVID-19 revisi 5 di Indonesia dikenal istilah:
- Kasus Suspek adalah seseorang yang memiliki salah satu dari kriteria berikut:
- Orang dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dan pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di negara / wilayah Indonesia yang melaporkan transmisi local (Negara/wilayah transmisi lokal adalah negara/wilayah yang melaporkan adanya kasus konfirmasi yang sumber penularannya berasal dari wilayah yang melaporkan kasus tersebut)
- Orang dengan salah satu gejala/tanda ISPA (ISPA yaitu demam (≥38oC) atau riwayat demam; dan disertai salah satu gejala/tanda penyakit pernapasan seperti: batuk/sesak nafas/sakit tenggorokan/pilek/pneumonia ringan hingga berat) DAN pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat kontak dengan kasus konfirmasi/probable COVID-19
- Orang dengan ISPA berat/pneumonia berat yang membutuhkan perawatan di rumah sakit DAN tidak ada penyebab lain berdasarkan gambaran klinis yang meyakinkan.
- Kasus Probable adalah kasus suspek dengan ISPA Berat/ ARDS/ meninggal dengan gambaran klinis yang meyakinkan COVID-19 DAN belum ada hasil pemeriksaan laboratorium RT-PCR.
- Kasus Konfirmasi adalah seseorang yang dinyatakan positif terinfeksi virus COVID-19 yang dibuktikan dengan pemeriksaan laboratorium RT-PCR. Kasus konfirmasi dibagi menjadi 2: Kasus konfirmasi dengan gejala (simptomatik) dan Kasus konfirmasi tanpa gejala (asimptomatik).
Selanjutnya untuk penegakan diagnosis dari COVID-19 maka dapat dilakukan pemerikasaan penunjang baik secara laboratorium maupun secara radiologis. Pemeriksaan covid 19 secara laboratorium dapat dilakukan pemeriksaan laboratorium darah, pemeriksaan rapid tes COVID-19 berupa rapid tes antibody dan antigen, maupun pemeriksaan swab PCR SARS-Cov 2. Sedangkan pemeriksaan radiologis dapat dilakukan pemeriksaan rontgen thorax maupun pemeriksaan CT-scan Thorax. Pemeriksaan yang digunakan untuk konfirmasi diagnosis adalah pemeriksaan swab PCR SARS-Cov 2.
Apa yang dapat kita lakukan untuk pencegahan terhadap penularan COVID-19? Gunakan masker untuk semua orang bukan hanya pada yang sakit, rajin mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan air mengalir ataupun handrub, lakukan physical distancing maupun social distancing yang berarti jaga jarak dengan tiap orang minimal 2 meter, lakukan perilaku hidup bersih dan sehat, makan makanan bergizi dan seimbang serta berolahraga, segera periksakan diri Anda jika mengalami gejala seperti yang disebutkan diatas dan jujurlah pada tenaga medis ketika menanyakan gejala dan riwayat yang Anda alami, lakukan isolasi mandiri 14 hari jika riwayat bepergian ke daerah dengan transmisi lokal.
Penulis: dr. Ita Indriani (Dokter Umum RS Budi Agung Juwana)
Referensi:
Buku Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease (Covid-19) Kementrian Kesehatan RI. Maret 2020